Toto Chan: Novel Pendidikan


Anda pernah baca Toto Chan?
Meski fila e-book ini sudah lama saya simpan,
Tapi baru sore ini saya membaca
Dari awal

Kata apa yang lebih tepat buat mengomentarinya, 
Selain "Luar biasa!"

Bahasanya sederhana, babnya pun pendek-pendek.
Tertulis dengan huruf besar-besar, hingga mata tak lelah membacanya
Seperti bahasa buat cerita anak, namun sangat relevan buat orang dewasa

Banyak ilmu pendidikan di sana, misalnya bagaimana seharusnya cara pandang seorang guru, dalam menghadapi tingkah anak didik. Bagaimana seorang guru harus bijaksana kepada setiap kenakalan. Bagaimana pentingnya seorang guru memandang, apapun yang dilakukan seorang anak, jangan sampai direspon negatif, bahkan sebaliknya, seharusnya itu jadi inspirasi, buat guru merancang sistem paling tepat, buat mendukung potensi dan bakat setiap muridnya.

Novel ini  menggunakan teknik flashback, atau sorot balik, dimulai dengan kisah Toto Chan dan ibunya turun dari kereta, dan sebagai anak penuh rasa penasaran, Toto Chan menanyakan segala hal kepada tukang karcis. Turun dari kereta itu dalam rangka perjalanan mencari sekolah baru yang tepat buat Toto Chan, dan si ibu sangat khawatir tak ada sekolah yang mau menerimanya. Dari sanalah kisah kemudian kembali ke waktu sebelumnya, kepada kejadian ketika Toto Chan dikeluarkan dari sekolah. Guru Toto-Chan, seorang ibu guru muda berwajah manis, sudah putus asa, merasa tak bisa lagi menghadapi tingkah menjengkelkan Toto-Chan. Dari mulai membuka tutup meja, sampai tingkah Toto-Chan yang suka berdiri di ambang jendela. Toto-Chan berdiri di ambang jendela dan memanggil tukang musik jalanan supaya main musik di depan jendela sekolah. Suara gaduh pun mengganggu seisi kelas, dan anak-anak lain mendekati Toto Chan kemudian menikmati musik jalanan bersama-sama.

Bukan hanya itu, si ibu guru menceritakan, Toto Chan pun bertingkah aneh saat menggambar. Dia menggambar bendera Jepang, namun setelah kotak putih dengan bulatan merah di tangah, Toto Chan menggambar lagi rumbay-rumbay ke bagian sampingnya. Ini sangat menjengkelkan. Haha, waktu membaca ini saya heran, kok kekanak-kanakan banget ini guru, hingga salah menggambar saja membuatnya jengkel. Namun kemudian saya mendapat jawaban mengagetkan. Jelas si guru jengkel, masalahnya Toto Chan menggambar sampai ke atas meja. Dan bekasnya menggambar masih ada di kelas.

Bersebab kejengkelan demi kejengkelan itulah, akhirnya gadis ini dikeluarkan dari sekolah. Mamah tidak memberi tahu Toto Chan bahwa dia dikeluarkan. Mamah tak mau batin Toto Chan tertekan. Sampai di sini, seketika teringat kepada anak saya. Mungkinkah dia akan selamat dari berbagai sebutan negatif buat dirinya. Sebutan negatif bagi seorang anak, jelas bisa membebani batinnya. Seperti Toto Chan, anak saya juga perempuan. Maka seperti Toto Chan, saya pun ingin ibunya seperti ibu Toto Chan, tenang, bijaksana, dan pandai menjaga perasaan anaknya. Secepatnya Mamah mencarikan sekolah, yang mengerti, yang sesuai, yang cocok dengan tingkah polah dan kebiasaan anaknya.

Dan sebuah sekolah baru pun ditemukan?
Di mana?
Luar biasa, ternyata bukan sekolah di tempat mewah
Kelasnya saja gerbong bekas kereta.
Bacaan belum saya teruskan, tapi menurut kabar yang pernah saya baca, sekolah baru Toto Chan sangat cocok, dan sangat menghargai bakat dan naluri alamiah seorang anak. Toto Chan sangat mencintai sekolah barunya. Lalu bagaimanakah proses pendidikannya? Bagaimana teknik Pak Guru dan Bu Guru mendidik para siswa?

Tentunya hanya akan Anda temukan, jika buku ini Anda download.
Silakan, masuk saja KE SINI

Related Posts:

1 Response to "Toto Chan: Novel Pendidikan"