Mengapa Tengah Malam Ini Saya Ingin Marah-Marah?

Mengapa malam ini saya ingin marah-marah?
Ya,
Saya ingin marah,
Mengutuki kebimbangan
Mencaci kelabilan
Jengkel,
Mengapa dua hal itu terus datang

Sampai sekarang
Masih belum juga punya keputusan
Ini blog mau dibawa ke mana, mau dipake buat membahas apa?
Sudah saya tulis, ini blog pendikan anak, namun pikiran seketika robah lagi,
Ini blog, mau ganti lagi menjadi blog buku
Itu terjadi setelah datang sebuah pemikiran, bahwa
Jika saya
Membangun blog pendidikan anak
Otomatis, saya haruslah seorang, praktisi pendidikan anak
Sedangkan saya bukan
Dan jarang, bersentuhan dengan dunia anak-anak

Lalu dengan apa saya banyak bersentuhan?
Jawabannya, dengan buku
Saya jual buku
Kamar saya gudang buku
Lap top saya, banyak menyediakan buku
Kenalan saya di social media, banyak pencinta buku
Dan di perpustakaan daerah, nama saya tercantum sebagai anggota peminjam buku
Saya suka buku, suka membicarakan buku, suka tulisan tentang buku, suka kisah tentang buku, suka cerita tentang para sastrawan dan penulis buku
Ke mana-mana bawa buku
Terasa ada yang kurang jika pergi tanpa buku

Saya gila buku
Maka
Buku paling menyenangkan buat saya baca sdalah buku tentang buku
Artikel paling menarik di koran, adalah artikel tentang buku
Film paling saya sukai
Adalah film yang di dalamnya membahas buku
Dan saya yakin, sebagian besar film bagus, adalah film yang diangkat dari buku
Pernah saya menulis tentang buku, dan orang-orang tertarik, sampai ada komentator jujur
Bahwa dia, lebih tertarik dengan tulisan saya tentang buku dari pada buku itu sendiri

Batin saya, sudah menjadi pekuburan buku
Jiwa saya, sudah menjadi kampung buku
Karenanya,
Jika ingin tulisan saya mendalam,
Jika ingin blog saya maksimal, setiap halamannya harus saya muntahi dengan tulisan tentang buku.
Buku-buku terbaru
Buku-buku yang saya baca
Buku-buku terbaik yang saya kagumi
Buku elektronik yang mau saya bagikan
Cara-cara membuat buku, berbagai buku berpengaruh, berbagai buku yang gagal, berbagai buku misteri, iklan buku

Tentang bukulah seharusnya
Blog ini saya berikan tema, namun entah mengapa
Pikiran ini terus robah dan robah
Robah lagi robah lagi
Nama blog ganti lagi, sudah tentang pendidikan anak, sudah tentang buku
Ini memalukan
Saya jengkel dengan diri saya
Saya ingin marah
Sudah!
Sekarang putuskan,
Blog ini, titik, jangan digunakan lagi hal lain,
Tentang buku, itu saja, tuntas, titik, tamat, putuskan, tok tok tok

Huaaahh,
Beneran, saya gemes dengan diri saya

Related Posts:

Buku Pendidikan Anak Terbaik

Buku terbaik pendidikan anak menuru saya adalah
Buku-buku
Karya Abdullah Nasih Ulwan
Karena buku pendidikan anak karya beliau, senantiasa bertabur kisah, hadits, kata mutiara, berbagai petuah ulama, bahkan gubahan-gubahan indah dari para penyair.

Misalnya pada pasal kedua bukunya, "Tarbiyyatul Aulad Fil Islam", dia untaikan buat pembaca, lukisan indah perasaan cinta orang tua kepada anaknya. Setelah senandung merdu ayat-ayat suci dan doa tentu saja, dia hamparkan untuk kita, gubahan-gubahan dari sastra Arab ternama. Antara lain syair ini: Syair yang disampaikan Umayyah bin Abi Shilat, kepada anaknya yang pembangkang.

Aku telah memberimu makan ketika engkau dilahirkan
Aku telah mencukupkan belanjamu ketika engkau beranjak dewasa
Dan engkau telah minum apa yang aku petikkan untukmu

Jika suatu malam datang bertamu kepadamu dengan membawa penyakit
Tak pernah aku bermalam karena sakitmu
Kecuali aku berjaga sambil gelisah
Serasa aku sendiri merasakan penderitaan yang tengah engkau derita
Sehingga air mataku jatuh berlinang
Jiwaku merasa cemas bila kematian datang merenggutmu
Sedangkan ia mengetahui bahwa kematian itu pasti datang
Namun, ketika engkau telah dewasa
Dan masa telah berlangsung lama
Ternyata engkau bukanlah orang yang pernah aku harapkan
Telah kau balas jasaku dengan kekerasan
Dan kekasaran

Seakan-akan engkaulah yang memberi nikmat dan keutamaan itu
Andaikan engkau tidak memilhara hak kebapakkanmu
Mudah-mudahan engkau dapat memperlakukan aku seperti tetangga dekat
Atau, mudah-mudahan aku mempunyai hak tetangga
Engkau tidak bakhil kepadaku dengan harta yang bukan hartamu.

Atau syair Abu bakar At-Tharthusi tentang perasaan kedua orang tua saat berpisah dengan anaknya:

Andaikan sang anak mengetahui beban apa yang telah diderita
Oleh kedua orang tua ketika berpisah dengannya
Seorang ibu yang bangkit karena cintanya
Dan seorang Bapak yang mencucurkan air mata karena kasihnya
Memikul beban-beban derita kematian anaknya
Dan tampaklah kerinduan-kerinduan yang mereka sembunyikan terhadap anaknya
Niscaya ia akan meratapi sang ibu yang sesak nafas karena penyakit paru-paru
Niscaya ia akan menangisi Sang Bapak yang pergi tak tentu arah
Untuk mencarinya
Niscaya ia akan menggantikan kecongkakan dan kasih sayang dan membalas mereka dengan kasih sayangnya.

Atau Syair yang melukiskan perasaan seorang bapak, yang sedang bercerita kepada anak-anaknya, tentang cemasnya dia akan masa depan anaknya.

Kehidupan telah menambah cintaku kepada putri-putriku
Mereka adalah orang-orang lemah
Aku takut
Bila aku telah tiada nanti
Mereka akan menemui kemiskinan
Dan meminum air keruh
Setelah air jernih mereka teguk, mereka akan telanjang
Sedangkan budak-budak belian memakai baju
Sehingga membanjirlah air mata dari wanita-wanita lemah dan kurus
Sekiranya tidak karena itu
Nincaya aku telah menawarkan anak kudaku
Cukuplah bagi orang-orang lemah, untuk berlindung kepada Yang Maha Pengasih
Orang di sekitar kita telah enggan kepada kita, bila engkau pergi dari kami
Dan manusia setelah kepergianmu berada dalam perselisihan

Dan syair panjang lain, yang melukiskan betapa besar, betapa indah, betapa dalam, kasih dan cinta seorang tua kepada anaknya, yang semakin menunjukkan, Abdullah Nashih Ulwan, bukan sekedar ulama, dalam arti ulama agama, namun beliau juga, seorang ulama penulis brilian, dengan karya-karya bermanfaat, indah, tanpa kehilangan fungsinya sebagai penggugah iman.

Related Posts: