Download Gratis Buku Audio Anak Berjudul "Si Paser"

Wah hari sudah siang nih, sebetulnya saya harus cepat ke sekolah. Namun masih sungkan, masih ada satu lagi yang ingin saya posting di blog ini. Gara-garanya sih kemarin. Seorang teman facebook menelfon saya, dia berbagi lintasan pikirannya yang terus bernostalgia kepada masa lalu sewaktu dia masih di kampung kumpul dengan keluarganya. Sebut saja teman facebook saya ini Sumi. 

Sumi sekarang tinggal di kota, menjadi staf administrasi pada sebuah sekolah. Dia terkenang kepada masa kecil waktu sering disuruh ibunya pergi ke sawah mengantarkan makanan. Sering nyasar, karena Si Bapak tidak jelas kerja di kebun mana. Maka sering kesiangan dan terlambat mengantarkan makanan, dan sering kena marah. 

Pesawahan itu tidak diperlakukan sebagai sawah. Si Bapak menanaminya dengan beragam sayuran seperti terong, kacang panjang, kangkung, bayam cabut, cabe, dan berbagai tanaman palawija lainnya. Sedangkan beras mah beli dari pasar, dari hasil penjualan sayur-sayuran itu.

Karena makan di sawah itu terasa nikmat, maka selain makan buat sang ayah, Sumi pun membawa juga makanan buat dirinya. Nasi dengan beberapa lauk sederhana. Dan kalau tak ada lauk, dengan garam pun cukuplah. Dia makan dengan garam, dan enak sekali rasanya, sambil menikmati indahnya pemandangan hijau palawija. 

Si Ayah suka menceritakan banyak hal. Misalnya sambil menunjuk petakan tanah yang sudah dirimbuni kangkung cabut, si ayah menceritakan itu kangkung benihnya dari mana, hasil uang apa, pupuknya dari mana, kemudian nantinya akan dijual ke mana, uang hasilnya mau dipakai apa, namun yang buat Sumi jengkel, si ayah sering menceritakan keluhan-keluhan dia tentang ibunya. Sumi tak berani menyela, karena itu bisa menyinggung perasaan si ayah. Dia biarkan saja, sambil hatinya menyesali, mengapa si ayah mengeluhkan ibunya. Dia mengeluhkan kelelahan dirinya, ah, kan memang sama-sama lelah. Umi pun lelah di rumah mengurus anak-anaknya yang banyak, mengurus urusan rumah, belum lagi pengajian anak-anak, kadang sambil mengajar ngaji Umi masih menghadapi nasi panas yang dia dinginkan dengan hihid/kipas bambu.

Ah jadi kok jadi nggak enak ujungnya. Padahal inti dari yang Sumi ceritakan adalah kenangan, keindahan masa dia suka mengantarkan nasi ke sawah.

Waktu cerita ini dia perdengarkan, saya menanggapi bawah saya pun punya cerita indah mengenai pemandangan di sawah. Ini rekaman cerita anak dalam Bahasa Sunda, tentang seorang anak yang ikut bapaknya kerja di sawah, ada tanaman jagung, kemudian merebus jagung. Di tengah pemandangan indah, nikmat nian rasanya, Jagung manis hasil dari metik langsung. Betapa nikmatnya.

Dongeng ini karya Pak Haji Tatang Sumarsono.
Jika Anda mau, silakan tinggal ambil saja di sini:

1. Si Paser 1

Related Posts:

Download Gratis Buku Audio Dongeng Burung Bul-Bul 2

Bagaimana, sudahkah Anda perdengarkan dongeng Burung Bul-Bul pertama kepada anak Anda?
Oh belum?
Ya, saya mengeri, Anda ingin sambungannya sekalian ya
Sekaian download di sini
Kalau Anda tunda lagi, Anda bisa lupa
Apalagi Anda banyak urusan, mencucilah, mengepel rumahlah, mengepel gentinglah, dan mengepel halaman, haha

Nah, ini saya bagikan lagi seri keduanya
Semoga suaranya...
Ah, itulah masalahnya, suaranya mungkin kurang memuaskan
Maklumlah, karena ini warisan dari jaman dulu. Makanya waktu ada orang dewasa mendengarkan dongeng ini, mereka selalu bilang sedang bernostalgia. Mengingat masa kecilnya, ketika berbaring di kasur butut, sore-sore, sambil mendengarkan dongeng dari radio berbentuk roti.

Haha, saya jadi teringat kepada radio kakek saya.
Waktu itu, di rumah kakek, itulah sumber hiburan satu-satunya
Setelah seharian kerja di kabun atau di sawah, setelah nasi dan lauknya masak
Kakek dan nenek saya bersantai. Biasanya nenek bersantai di kamarnya sambil mengipas-ngipaskan kipas bambu, dan kakek duduk membungkuk di ruang tengah.
Sambil merokok atau bengong saja, mendengarkan dongeng itu
Kadang dongeng Wa Kepoh, kadang dongeng  Mang Jaya

Saat itu yang kami dengarkan adalah Dongeng Sunda, sedangkan
Tapi dongeng anak seperti yang akan saya bagikan ini kepada Anda, belum pernah mendengarkannya
Padahal sudah ada
Ya, waktu itu, waktu saya kecil dongeng seperti ini sudah ada.

Eh sampai lupa dengan tugas saya
Di sini saya hanya akan membagikan dongeng Burung Bul-Bul seri 2

Silakan ah, download saja DI SINI

Related Posts:

Download Gratis Buku Audio Dongeng Burung Bul-Bul

Ini adalah rekaman dongeng anak. Tapi disajikan dengan lebih profesional, memakai backgroud musik dan tokoh-tokohnya, menggunakan beberapa orang. Sanggar Cerita, pernah mendengar bukan nama yang satu ini? Itu yang membuat serial sandiwara radio seperti Saur Sepuh, Tutur Tinular, atau Pelangi di Tas Glagah wangi. Nah tim inilah yang merekamnya.

Dulu, saya sangat menginginikan rekaman dongeng seperti ini. Pernah menemukannya di toko buku, kaset dan sampul kaset itu menyebutkan, jika itu kaset dongeng anak. Ingin saya membelinya, tapi saku saya kurang berani menyanggupi harga kaset itu. Terbawa rasa penasaran lebih tepatnya, saya penasaran ingin mengetahui isinya. Namun sampai sekarang, saya belum juga tahu bagaimana isinya. Akan tetapi, setelah menemukan download MP3 dongeng ini, saya bahagia. Saya pikir, ini lebih bagus dari kaset itu. Dan sekarang ingin membagikannya untuk Anda.

Sayang anak, sayang anak, sayang anak. Itu mungkin kata yang cocok untuk menawarkan MP3 ini.
Ini memang cerita buat anak Anda.
Memperdengarkannya mungikin bisa menghibur anak Anda dengan mudah
Tanpa Anda sendrii harus cape bercerita
Atau membacakannya buat mereka

Namun tampaknya
Dongeng ini cuma cocok buat keluarga yang membiasakan berbicara bahasa Indonesia buat anaknya.
Dan itulah hambatannya ketika saya ingin memperdengarkan dongeng ini kepada anak saya.
Dia belum mengerti banyak bahasa Indonesia
Tapi tak tahulah
Mungkin satu dua bahasa Indonesia bisa, dari film TV yang ditontonnya
Namun Anda yang membiasakan berbicara bahasa Indonesia di rumahnya, dongeng ini pasti akan anak Anda suka.

Mungkin sudah banyak film bagus mereka saksikan
Namun tetap, saya yakin, dongeng ini pun bisa menjadi hadiah special buat mereka.

Saya menyebut ini buku audio
Bukan kenapa-kenapa, supaya nyambung saja dengan tema blog ini
Sekarang kan trendnya buku audio. Cerita atau buku bacaan yang direkam, namanya buku audio.
Itu sih menurut saya.

Buku Audio yang akan saya bagikan sekarang judulnya Kisah Burung Bul-Bul.

Anda butuh?
Silakan download saja DI SINI
Itu seri pertama, buat Burung Bul-Bul Seri kedua, silakan ambil DI SINI

Related Posts:

Inginnya Saya Terus Posting Buku

Sebenarnya saya ingin fokus kepada satu hal. Seperti menggali sumur, jika terlalu banyak lingkaran lahan yang harus saya gali, maka kemungkinan mendapatkan air akan lama, sebaliknya jika lahan galian sumur itu satu lingkaran saja, maka lubang bisa dalam lebih cepat dan air pun bisa memancar lebih cepat.

Seperti mengurus blog ini, inginnya saya terus-terusan  posting, menyediakan buku buat didownload lebih banyak lagi dan lebih banyak lagi, supaya orang yang berkunjung ke blog saya, tak hanya mengambil satu dua buku saja, tapi juga bisa mendapatkan buku lainnya lebih banyak, dan dengan demikian pageview blog saya cepat naik.

Namun tak bisa begitu. Di mana langit di pijak di situ langit dijunjung. Saya harus mengikuti aturan tempat di mana saya diam. Sekarang saya mengajar pada lembaga yang mengharuskan para gurunya supaya tarbiyah, yaitu semacam pengajian yang dikhususkan kepada kader dakwah. Duduk melingkung mendengarkan seorang guru memberikan materi dasar dasar ke-Islaman bahkan hingga siyasah. Dan saya harus mengikuti pengajian itu, jika tidak, saya akan terasing lagi di sini. Padahal terus terang, saya tak mau, apalagi ini, saya harus tarbiyah ke tempat yang jauh.

Namun apa mau dikata, malam hari istri kepala sekolah datang ke ruangan kantor saya, sengaja menyampaikan pesan supaya besok pagi saya membonceng Nandar, ustadz teman saya mengajar di sini, ke tempat tarbiyah itu. Membonceng? Ya ampun, orang yang akan dibonceng itu beratnya sampai 80 kg. Belum lagi berat saya sendiri. Bisa cepat rusaklah motor saya. Kebayang di jalan naik, mundur lagi karena berat.

Untunglah keesokan harinya, Nandar membawa motor sendiri, jadi musibat motor rusak bisa saya hindari. Namun rasa sungkan berangkat ke tempat tarbiyah masih ada. Setelah Shubuh datang pesan ke hape saya, jika pengajian akan dimulai jam enam pagi. Artinya saya harus bersiap lebih cepat. Sungkan rasanya saat mengeluarkan motor menuju halaman, akan tetapi kalau tidak, saya bisa diasingkan. Dan itu tak mau, saya ingin nyaman diam di sini. 

Dengan berat hati, saya pun berangkat. Sebuah dongeng Sunda hasil rekaman saya sendiri, saya putar buat hiburan sepanjang jalan. Saya juga memberi semangat kepada diri sendiri dengan mengatakan dalam hati, bahwa perjalanan menuju tempat tarbiyah ini dalam rangka silaturahmi. Tentu di sana, saya akan bertemu dengan orang-orang baru, atau teman lama yang sudah lama tidak ketemu. Dengan cara itu, saya bisa membuat relasi lebh banyak, teman lebih banyak, dan saudara lebih banyak. Saya bisa bersilaturrahmi.

Setiba di tempat memang iya, saya diperkenalkan kepada orang-orang yang luar biasa. Mereka rata-rata orang sukses. Satu pengusaha, yang lainnya wirausahawan, yang lainnya anggota dewan. Iya, anggota dewan saya anggap orang sukses, karena setidaknya, dia sudah sukses memenangkan pemilihan anggota legislatif. Dan di sini beliau bertindak sebagai murobbinya, atau guru. Dan luar biasa, dia berbagi kisah-kisah para sahabat. Antara lain Abu Bakar.

Yang luar biasa bagi saya, setelah mendengar kisahnya, ternyata Abu Bakar ini pebisnis sukses. Pantas saja jika setelah dia masuk islam, kedermawanannya luar biasa. Karena seorang pebisnis sukss yakin, perkembangan usahanya hanya akan melesat jauh manakala dia menjadi orang dermawan. Setiap orang kaya raya pasti sangat yakin, memberi sedekah ini kunci.

Ini ada beberapa catatan acak-acakan yang saya buat sambil mendengarkan kisah Abu Bakar ini, antara lain:

Abu Bakar adalah seorang pedagang, sejak muda, dan pada saat dagang itulah beliau bertemu dengan seorang Muhamad yang mendapatkan kepercayaan mendagangkan barang Khadijah dan Muhammad sangat terkenal kejujurannya.
Abu bakar adalah salah satu sahabat Rasulullah yang dijamin masuk surga. Mendapat gelar Ash-Shidiq karena sangat yakin dalam membenarkan kerasulan Muhammad dan segala yang disampaikannya.

Dia termasuk Kabilah Ta'im, dan Abu Bakar mendapatkan tugas memberikan sangsi bagi orang-orang yang melanggar. Sehingga Abu Bakar karena seringnya mengikuti perang dan banyak menyaksikan persengketaan, maka setelah dewasa menjadi seorang yang bijaksana.

Abu Bakar menjalankan bisnis menjual pakaian. Ketika datang Islam, Abu Bakar masuk menyaksikan Kerasulan Muhammad lebih cepat dari yang lain, tanpa takut kehilangan relasi bisnisnya.

Kabilah Taim adalah yang paling tahu seluk beluk kabilah, dan paling tahu mana kabilah baik dan mana kabilah jahat. Karenanya,

Mengapa Abu Bakar begitu akrab dengan Muhammad?
Itu terjadi sewaktu Nabi Muhammad menjalankan perdagangan Khadijah, karena mereka sama-sama menjalankan perdagangan maka mereka menjadi akrab.

Abu Bakar punya banyak kolega bisnis dari kalangan bisnisman papan atas, seperti Utsman bin Affan, Abdurrahman bin Auf, Thalhah bin Ubaidillah, karenanya sewaktu dia masuk Islam, maka orang yang dia ajak adalah para pengusaha besar itu.

Related Posts:

Kalau Baca Buku, Rekamlah!

Tulisan ini saya tujukan buat teman saya yang baik. Orangnya memang ada. Spesial. Tapi, karena yang mungkin membaca tulisan ini banyak, jadi, siapa sajalah, pokoknya, siapa pun Anda teman saya yang baik hatinya, tulisan ini saya tujukan buat Kamu.

Kamu kan senang membaca. Membaca buku, novel, atau apa saja bacaan yang Kamu suka. Nah, apa Kamu tidak sayang, jika setelah membaca, kemudian apa yang Kamu baca itu terlupa. Nah, supaya tidak terlupakan sampai seratus persennya, maka--seperti pernah kita bicarakan dulu--saat kamu baca, bacalah buku itu keras-keras, kemudian kamu rekam.

Oh ya, kamu bilang sebuah buku sudah kamu rekam.
Kamu baca novel dan kamu merekamnya. Baguslah, nanti kirim saya rekamannya ya.
Dan teruskanlah kebiasaan itu.
Karena sebagian besar orang tidak seperti kamu senang membaca buku.
Sebagian orang lebih suka mendengarkan.
Terbuktika teman kamu pun--waktu kamu perdengarkan hasil rekamanmu itu--dia memberikan komentar: "Nah, begitu jadi orang itu kreatif, jadi aku bisa dengar. Aku paling males kalau harus baca."
Nah, bisa jadi itu wakil dari suara kebanyakan orang.
Bukan hanya temanmu
Orang lain pun, bisa jadi punya pikiran itu
Karena memang, dibandingkan membaca, mendengarkan lebih ringan.
Jadi, jika Kamu baca buku lebih banyak, dan merekamnya lebih banyak, maka akan lebih banyak lagi buku yang dinikmati orang lebih banyak.

Dan bukan hanya bagi orang lain
Kamu sendiri pun jika suatu ketika kangen kepada buku itu,
Kamu pun bisa memutarnya kembali, lalu sambil santai, atau sambil mencuci, atau sambil di perjalanan
Kamu bisa mendengar rekaman itu, dan menikmati buku yang sempat kamu baca
Menarik bukan?

Apa lagi ya
Waduh kata-kata saya sudah habis
Padahal tulisan ini ingin saya buat lebih panjang lagi
Oh ya, dulu, saya pernah mendapatkan saran dari Pak Isa Alamsyah
Supaya rekaman ini saya tawarkan kepada tuna netra
Pasti ini sangat dibutuhkan oleh mereka

Sudah ah, saya mau posting tulisan lainnya
Maaf lebay

Related Posts: