Download Gratis Novel Tengelamnya Kapal Van Der Wijk


Saya tidak tahu, ini ke berapa kalinya saya membagikan buku Tenggelamnya Kapal Ven Der Wijk. Kali pertama dulu laris, banya pengunjung blog berterima kasih, setelah mengambil/mendownload buku ini. Dulu laris, saya kira karena sedang ngetop-ngetopnya film ini di layar lebar. Sekarang, setelah pamor film itu redup, entahlah.

Tapi bagi saya, novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk, masih jauh lebih berharga dari filmnya. Sambil bersantai menyandarkan punggung ke gulungan kasur, saya bisa menikmatinya. Sambil mencipta-cipta dalam bayangan, keindahan alam Minangkabau, ketika Zainudin berjalan di pematang sawah, menyapa seorang tua, kemudian gadis wajah mungil datang ke sana, mengantarkan makanan, malu-malu.....Hayati, awal pertemuan untuk sebuah kisah cintra tragis menyakitkan.

Entah kenapa, saya baca-baca, gaya bahasa Hamka, cenderung seenaknya, tapi terbcanya oleh saya, enak. Kalimatnya panjang-panjang, dan beberapa kalimat, terasa terlalu lebai dan banyak kata terbuang percuma. Namun sebagaimana novel itu tertulis sebelum Indonesia merdeka, begitu pula setelah Indonesia merdeka, susunan katanya tak pernah berubah, hingga sekarang, namun masih enak buat dibaca.

Anda tahu apa sebabnya? Saya juga tidak tahu.
Ini hanya mengira-ngira.
Mengapa karya Hamka seringkali menenggelamkan pembaca, adalah karena Hamka, mengarang dengan jiwa. Hamka melahirkan kata-kata dari jiwanya, sepenuh hatinya. Saat dia menuliskan nasib Zainudin, dia begitu terlibat dengan jiwa si tokoh. Ini seperti yang dia sendiri tuliskan dalam novel ini. Hamka menggambarkan bagaimana Zainudin saat mengarang. Jika malam telah larut, dan suasana menjadi sunyi, dikembalikannya segala kedukaan yang pernah dialaminya, maka bergulung-gulung kepedihan, semenjak pedih ditinggal ayah ibunya, pengusiran yang membuatnya terpisah dari Hayati buah hatinya, hingga mungkir janji Hayati yang membuatnya sampai jatuh sakit, dihamparkannya ke dalam karangan. 

Maka, jika dia melukiskan anak kehilangan ayah, dia lukiskan sesakit-sakitnya, hingga siapa pun membaca, akan merasakan jelas bagaimana sakitnya batin seorang anak kehilangan ayah, dan jika menulis tentag pengkhianatan, pembaca akan merasakan jelas kebencian orang yang mendapatkan pengkhianatan itu. Saya kira, Zainudin adalah pelukisan diri Hamka sendiri, sebagaimana Hamka melukiskan cara Zainudin mengarang, saya kira, dengan cara itu pula Hamka mengarang. Itulah sebab, sebagian sebab--menurut saya--yang menjadikan tulisan-tulisan Hamka senantiasa merendam jiwa. 

Sambil meneruskan kisah Zainudin dan segala dukalaranya, sempat Hamka paparkan pula, bagaimana jiwa seorang pengarang. Satu bab dia khususkan, judulnya "Jiwa Pengarang". Hamka jelaskan, bahwa seorang pengarang, melahirkan karyanya bukan dengan rumus, melainkan, dengan jiwanya. Seorang pengarang menulis, dan jiwanyalah yang membimbingnya menulis. Maka terkadang, tulisan seorang pengarang itu biasa-biasa saja, namun tertangkapnya oleh pembaca, indah luar biasa. Sebagian lain  menulis dengan bahasa sulit,  dan susah dimengerti, akan tetapi, tatkala tulisan itu dibaca orang, justru orang menikmati bahasa sulitnya.

Intinya tak ada cetakan khusus untuk membuat karangan bagus, sebab karangan bagus itu lahir dari jiwa, dan jiwa satu orang dengan orang lainnya, telah menjadi kodrat dari Allah, tercipta berbeda-beda, yang tentu saja semuanya, mempunyai keunikan dan ciri-ciri yang istimewa. 

Ini memang novel luar biasa. Punya banyak dimensi, dan saya sendiri rasakan, setiap kali mengulangnya, senantiasa, saya dapatkan banyak hal. 

Mau?

Download saja DI SINI

Related Posts:

6 Responses to "Download Gratis Novel Tengelamnya Kapal Van Der Wijk"

  1. Terima kasih bukunya. Mohon maaf mau bertanya, kalau penyebaran versi pdf ini apakah sudah dengan izin penerbit dan atau pengarang ya?

    ReplyDelete
  2. Link gajelas aneh nhe orng

    ReplyDelete