Buku Saya: Belum Terbit Sudah Bestseller

Bukan seorang dua orang meminta saya
Supaya segera membuat buku, namun sebagai pemalas dan penganut hidup seenaknya
Sungkan rasanya kalau harus serius menulis buku, karena
Pekerjaan itu bukan perkara gampang
Butuh ketekunan luar biasa
Mulai memilih judul
Membuat kerangka, mencari bahan, hingga menulis hingga buku itu tuntas

Kemudian mengeditnya berulang-ulang
Belum lagi harus ke penerbit
Resiko penolakan, dan kalau pun diterima
Harus pusing mikirin ISBN, desain cover, kata pengantar, ucapan terima kasih
Huaahhhh ribet. Terus terang, saya sangat malas berurusan dengan itu
Melelahkan
Itulah sebabnya saya katakan, jika mau punya buku saya
Kumpulkan sendiri dari blog
Atau dari facebook
Tulisan saya sudah banyak di sana, terus
Bukukan sendiri, cetak sendiri, dan masalah hak cipta
Saya gak peduli

Mereka tidak ngomong lagi, tidak minta

Saya lega,
Tidak dipusingkan lagi dengan permintaan yang bukan-bukan
Dan saya kira, masalah sudah tuntas
Namun tidak
Ternyata, salah seorag yang dulu meminta itu
Datang ke rumah
Dia katakan,
Bahwa dia, sudah membukukan karya saya
Dengan sederhana, bentuk jilid lakban seperti makalah, dilapisi plastik hijau,
Dan setelah itu--masih kata dia--banyak nian orang minta kofiannya
Tetangga sekampung, tetangga lain kampung, tetangga satu desa, saudara-saudaranya, dan teman facebook Banyak sekali yang pesan,
Dan sampai kepada saat datang ke rumah saya itu, dia sudah menjual tujuh ratus enam puluh tiga kofi
Dia katakan, dia memberitahu saya karena dia merasa bersalah
Sudah mengkomersilkan karya saya, padahal saya sendiri belum pernah mengijinkan itu
Dan dia katakan
Dari buku kofian itu, dia mengambil keuntungan dua ribu rupiah perkofian buku

Kaget luar biasa, ternyata orang ini mengkomersilkan tulisan saya
Seketika saya kehilangan kendali, langsung marah, berdiri, mendekati orang itu dan menjambak kerah bajunya: "Eh Kamu, dengar ya. Kalau mau kofi buku saya kofi saja, kalau mau jual ya jual! Kalau mau ngambil keuntungan, ya ambil saja semuanya! Buat kamu! Gak usah ke sini lagi! Memusingkan saya saja!"

Tapi dia tak enak, dan bersikeras ingin memberi saya keuntungan dari hasil penjualannya
Dia memohon-mohon, supaya saya menerima,
Biar setelah itu, jadi tenang pikirannya, dan tidak lagi, merasa bersalah kepada saya
Ya bagaimana lagi, terpaksa saya terima
Tujuh persennya

Enam bulan kemudian, dia inboks via facebook
Dia katakan, sekarang sudah menjual enam ribu kofi, sambil minta nomor rekening saya

Setahun kemudian, dia nelfon, menyampaikan, sudah menjual empat ratus ribu kofi
Saking banyaknya pesanan,
Sampai-sampai, dia memakai jasa lima puluh tukang foto kofi, tiga puluh unit pengiriman barang, dan menyewa satu buah truk buat mengangkut.
Kembali dia minta nomor rekening saya, sambil minta ijin, untuk mengirimkan naskah itu ke penerbit
Saya damprat lagi dia, "Sampai kapan Kamu mau mengganggu ketenangan saya? Kalau mau menerbitkan, ya terbitkan. Jangan bawa-bawa nama saya. Pusing!"

Heran saya,
Ada juga orang macam itu
Tapi lebih heran lagi dengan buku saya
Belum terbit sudah bestseller

Saudara-saudara!
Begitulah kejadian yang sangat saya idam-idamkan

Related Posts:

0 Response to "Buku Saya: Belum Terbit Sudah Bestseller"

Post a Comment