Pak SBY, Terima Kasih Pak.


Pagi ini, saya tidak tahu apa namanya perasaan ini
Sedih atau haru, atau apa
Tapi dada sesak, dan mata mengambangkan airnya
Saya melihat Pak SBY di foto, sedang duduk pada kursi santai di taman,

Berkecamata, sedang menengok ke arah istrinya, yang sedang menunjukkan majalah.



"Sedang apa Pak?
Saya tidak tahu Bapak sedang baca apa.
Aduh air mata saya menetes,
Saya melihat uban Bapak. Bapak sudah tua ya Pak.
Emh, semoga Bapak tetap sehat

Terima kasih Pak
Dalam dua periode sudah menjadi Ayah bagi Bangsa Indonesia
Dengan sabar, sekemampuan Bapak.
Aduh, ini air mata saya kenapa atuh pak. Berlelehan.
Saya terisak-isak Pak
Tidak tahu apa sebabnya. Saya tidak kenal Bapak, dan tidak pernah ketemu langsung.
Tapi saya tahu, memimpin Negara Indonesia sebegini luasnya bukan perkara ringan
Bapak sudah sabar, kerja keras sebisa Bapak
Dan selesai.
Mengayomi pemikiran berjuta orang bersama kebutuhan mereka.

Eh Pak, terima kasih Bantuan Langsung Tunainya
Bukan, bukan buat saya
Buat kakek saya yang renta, beberapa kali dia menerima
Ringkih naik angkot, ke kota, buat menerima langsung uang, yang Bapak kirim via kantor pos.
Sekarang dia sudah meninggal Pak
Sebagai cucunya, saya hanya bisa mengucapkan terima kasih, hanya itu.

Pak,
Saya tidak tahu kasus apa pun yang Bapak buat.
Adapun berita dan kata-kata orang
Ah namanya juga kata-kata orang, dan meskipun benar, saya yakin
Itu keputusan terbaik hasil pertimbangan dari kemampuan Bapak memimpin bangsa ini
Harus bagaimana lagi
Karena, orang pandai mencela Bapak pun, belum tentu bisa mengurus...bahkan mungkin dirinya sendiri...
Tuh, buktinya mulutnya pun tidak bisa diurus.

Pak
Meski sudah lengser
Jangan sungkan berkunjung ke rumah kami ya Pak
Kami masih menunggu lho, dan pintu rumah kami, di mana pun di seluas negeri ini
Masih terbuka untuk Bapak
Kami masih akan menyambut. Lho bagaimana mungkin Kami takkan menyambut, kan Pak SBY bapak kami semua.
Ada waktu kan Pak? Masa tak ada.
Apalagi setelah pensiun ini, kesibukan Bapak pasti berkurang
Berkunjunglah, mungkin Bapak belum pernah coba singkong bakar?
Enak lho Pak
Enak.....
Apalagi jika bagian dalamnya diolesi mentega lalu ditaburi gula
Hehe, jangan langsung dimakan atuh Pak...masih panas
Beneran Pak,
Saya kangen berat, entahlah yang lain
Masa sih seumur hidup Bapak takkan pernah mengunjungi Kami
Mantan anak-anak Bapak yang bandel ini
Hehe
Duh, hidung saya meler Pak
Terharu, beneran, haru tanpa bisa saya jelaskan alasannya apa
Sudah dulu ya Pak
Nanti kalau ada inspirasi, insya Allah  saya sambung lagi."

Ciamis,  bersama gerimis tiga puluh Oktober dua ribu empat belas.

Related Posts:

0 Response to "Pak SBY, Terima Kasih Pak."

Post a Comment