Salah satu sebab mengapa buku ini meraih penghargaan nobel sastra adalah, karena isinya yang mengisahkan dialog, antara timur dan barat. Dengan kata lain, novel ini memberikan pesan perdamaian dunia. Melalui perbincangan mengenai dua teknik melukis antara Eropa dan Turki. Pada saat itu lukisan tiga dimensi yang memperlihatkan gambar manusia sebagaimana adanya, lengkap dengan bagian-bagian bayangannya, dianggap melanggar aturan Islam. Orang-orang Turki, di bawah kekuasaan Sultan, membuat gambar manusia dalam bentuk dua dimensi, namun Eropa sebaliknya, para pelukis dari sana, membuat gambar seutuh mungkin sebagaimana adanya terlihat oleh mata, lengkap dengan lekak lekuk bentuknya, detail bayangannya, dan berusaha membuat sebuah gambar seperti terlihat nyata.
Anda pencinta lukisan saya kira akan larut dan membaca penuh perenungan pada bagian ini, dan terpesona kepada wawasan penulis dalam mendialogkan para kreator lukisan itu, yang sempat menimbulkan perseteruan. Akan tetapi itu bukan satu-satunya masalah yang diungkap dalam novel ini. Jika lukisan ada lukisan tiga dimensi, maka novel ini penuh dimensi. Satu kali membaca rasanya takkan pernah cukup bagi Anda. Setelah membaca sampai tamat, Anda akan merasakan perlunya mengulang untuk kembali menikmati detail-detail menakjubkan pada beberapa bagian cerita.
Pantaslah, jika novel ini berharga mahal, karena memang isinya memuaskan. Seorang pencinta buku memuji para penterjemah buku ini, dengan mengatakan, bahwa mereka telah menterjemahkan buku ini dengan sempurna dan enak dibaca. Namun dia sayangkan, harga novel ini kurang bersahabat. Namun beruntungnya, Anda sekarang tak perlu membeli novel ini. Saya membagikan e-booknya secara gratis dari blog.
Silakan download saja DI SINI
Orhan Pamuk bukan penulis biasa. Caranya membuat sudut pandang, mengalirkan kata-kata, dan menitipkan pesan dalam ceritanya, sangat-sangat-sangat luar biasa. Di luar kebiasaan para penulis umumnya, Orhan menyatupadukan antara dongeng, kisah misteri, cinta, kriminal, dan sastra, melalui sudut pandang aku melalui banyak tokoh untuk mengungkap sebuah kasus. Yang menarik, narator bukan hanya saksi hidup, tapi juga seekor anjing, bahkan mayat. Bahkan novel ini diawali oleh narasi sudut pandang aku dari sesosok mayat. "Aku Sesosok Mayat."
"Kini aku hanyalah sesosok mayat, sesosok tubuh di dasar sebuah sumur. Walau sudah lama sekali aku menghembuskan nafas terakhirku dan jantungku telah berhenti berdetak, tak seorang pun tahu apa yang terjadi padaku."
Sumber inspirasi novel ini bersumber dari sejarah. Sultan Murat III yang hidup dari tahun 1571 sampai 1595 terkenal sangat mencintai seni miniatur. Pada masa kekuasaannya dia memerintahkan para miniaturis kenamaan di negerinya untuk membuat Kitab Keterampilan, Kitab Pesta dan Kitab Kemenangan, yang di dalamnya menggunakan ilustrasi hasil karya para pelukis itu.
Ide itulah yang mendorong Orhan Pamuk menyulam ceritanya. Dikisahkan Sultan menugaskan Enisthe Effendi supaya membuat ilustrasi untuk sebuah buku rahasia tentang kejayaan pemerintahan sang sultan. Tindakan Sultan ini memotong jalur resmi pembuatan buku yang biasanya ditugaskan kepada Tuan Osman. Namun ini tugas langsung diberikan kepada pelukis Enisthe Effendi yang kemudian dibantu oleh empat orang dengan nama julukan: Bangau, Elok, Zaitun dan Kupu-kupu.
Kisah diawali dengan terbunuhnya Elok. Hal ini menimbulkan keresahan bagi para pelukis lainnya, yang menganggap pembunuhan ini disebabkan mereka telah melanggar tradisi Islam saat itu dengan membuat lukisan tiga dimensi, sedang saat itu, ilustrasi dan lukisan di sana dibentuk dalam dua dimensi. Bagaimana kisah seterusnya? Baca saja sendiri e-booknya.
0 Response to "Download Gratis Novel My Name Is Red"
Post a Comment