Satu Lagi Kisah Nikah Muda

Kemarin sore saya ke kota, untuk memfoto copy proposal, dan sambil menunggu sopian selesai, saya lihat barisan buku menghiasi meja kasir. Tampaknya sengaja buku itu disimpan di sana, buat pereda jenuh, jika sekali waktu tak ada konsumen. Saya ambil satu buku yang cukup mengundang penasaran. Judulnya "Tuhan, Maaf Aku Sedang Sibuk."Mengundang penasaran karena, pernah salah seorang mahasiswi membawa-bawa buku itu dan bertanya kepada saya, adakah buku lain dengan pengarang yang sama. Pikir saya, si mahasiswi sampai bertanya begitu, saking jatuh cintanya dia pada apa yang dia baca, hingga, belum juga dia menyelesaikan buku yang dia pegang, sudah dia tanyakan lagi buku lainnya. Jadi sekarang, saat buku ini saya temukan, tanpa tunda lagi, langsung saya ambil dan baca.

Tak runut dari awal, saya langsung membuka tengah, dan terbuka bab khusus motivasi agar segera menikah. Sebuah kisah luar biasa, beruntung sekali  saya baca. Sebuah kisah yang menyulut api semangat--bukan, bukan buat menikah segera, saya mah kan sudah--tapi buat membagikan kisah ini kepada teman saya.

Bukan umur 25, ini pria masih SMA, masih sangat mudah, tapi keinginannya menikah sudah luar biasa. Tak punya modal selain bismillah. Namun saat SMA keinginannya menikah tak kesampaian. Barulah kesampaian bernasib menikah, saat kuliah semester tiga, saat usianya menginjak 20 tahun.

Sebut saja namanya Arif. Beneran, ini nama aslinya. Sama sekali menikahnya tanpa modal selain "Bismillah".  Tiada persiapan, selain bertawakkal dengan menulis tiga buah buku. Dalam hatinya berazam kuat, royalti buku itu akan dia gunakan buat pijakan awal meniti rumah tangga/

Saat itu dia memutuskan, akan menikah tanpa pacaran. Untuk itu, dia datangi rumah wanita yang ingin dinikahinya, dan berterus terang kepada orang tuanya, bahwa dia ingin menikahi, dan siap menjadi suami yang bertanggungjawab. Ketika ayah si wanita tampak ragu, Arif katakan, jika pun pinangannya ditolak, tak mengapa, karena tujuannya menikah adalah ibadah, maka meminangnya ini pun ibadah, karenanya jika di jalan sepulang dari sana dia temukan wanita, dan wanita itu mau menikah dengannya, Arif akan menikahi wanita itu.

Terkesan dengan semangatnya, ayah si wanita merestui, dan menerima pinangan Arif. Masuklah Arif ke dalam rumah tangga, pada usia yang, bagi orang jaman sekarang, masih sangat terlalu muda. Saya katakan sangat, saya katakan terlalu, sebab orang jaman sekarang beranggapan, usia paling muda usia menikah bagi seorang pria adalah dua puluhlima tahun. Ini arif baru 20. Namun rupanya dia bisa. Benar setelah pernikahan hutangnya besar mencapai 12 juta. Akan tetapi, setelah menikah itu, salah satu bukunya booming di pasaran, beberapa kali mengalami cetak ulang, dan terus dicetak ulang sampai sekarang.

Buku laris itu berjudul "Indahnya Pacaran Setelah Perhikanah." dan Arif yang saya sebut sejak awal, adalah Ustadz Arif Salim, atau sering dikenal dengan nama Salim A. Fllah.

Oooooh, pasti itu respon Anda.

Related Posts:

0 Response to "Satu Lagi Kisah Nikah Muda"

Post a Comment