Penulis dan Tukang Masak

Sebenarnya ada istilah bagus buat tukang masak
Misalnya chef atau koki
Namun di sini, lebih enak menyebut tukang masak
Dan pagi ini dari tukang masak, saya mendapatkan analogi bagus
Terutama buat pelajaran menulis
Yaitu
Jika seorang penulis ingin tulisannya dinikmati orang, dia harus berbuat seperti tukang masak yang ingin masakannya dinikmati orang

Seorang tukang masak yang ingin masakannya dinikmati orang,
Akan berusaha mencari bumbu yang pas buat masakannya. Akan berusaha...
Membumbuinya dengan ukuran pas,
Tidak terlalu asin, tidak terlalu manis. Ketumbar dan ladanya pas,
Kecap dan tomatnya pas, semua bumbunya pas

Demikianlah seorang penulis
Yang ingin tulisannya dinikmati orang, maka dia
Akan berusaha mencari bumbu yang pas buat tulisannya,
Akan berusaha membumbui tulisannya dengan ukuran pas, tidak terlalu manis, tidak terlalu pahit, tidak terlalu pedas, tidak terlalu hambar.
Dia tambahkan emosi dengan ukuran pas, dia tambahkan majas dengan ukuran pas, dia tambahkan cerita, perumpamaan, pepatah, peribahasa, dan semuanya dalam kadar dan ukuran yang pas.

Seorang tukang masak biasanya,
Sebelum masakannya dia berikan kepada orang, akan dia cicipi dulu dengan lidahnya sendiri,
Kurang asin dia tambahkan garam,
Kurang manis dia tambahkan gula, kurang gurih dia tambahkan penyedap.

Begitu juga seorang penulis seharusnya
Sebelum tulisannya diberikan kepada orang, maka
Akan dia cicipi dulu dengan pikiran untuk mengetahui logis tidaknya
Dia cicipi dengan perasaan untuk mengetahui menyentuh tidaknya, jika ternyata kurang, maka akan dia tambahkan apa yang perlu dia tambahkan.

Related Posts:

0 Response to "Penulis dan Tukang Masak"

Post a Comment